Wednesday, February 15, 2012

Twins Effect Part 3

Yeyeye..... akhirnya Twins Effect part 3 terbit juga, setelah melewati berbagai rintangan dalam mencari ide #lebay.. hehe...
well, gak usah lama2 langsung ajha..
cekitdot....

=========================================================================

“aku rasa kita perlu bertukar kamar juga, karena tidak mungkin kalau aku harus keluar masuk kamar dan mengambil barang kan?” tanya Omia kepada Omio, “ya, aku setuju, itu terasa lebih baik” jawab Omio “tapi, akan mengambil buku bacaanku dulu dan juga baju dalamku, dan kau juga ambil barang-barang yang kau perlukan” kata Omia kepada Omio sambil menyuruhnya mengemasi barang apa saja yang akan dipakai dan akan dipindah ke kamar yang baru, “hah, capeknya..” kata Omia mengeluh kecapekan karena baru saja selesai memindahkan barang-barang yang diperlukan yang ada dikamarnya ke kamar yang baru ya bisa dibilang dipindah ke kamar Omio, dan dia mencoba membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur Omio, dan tanpa sadar Omia tertidur dengan cepat dan tak terasa senjapun telah datang, dan sedikit demi sedikit Omia terbangun dari tidurnya dan dia agak tersentak kaget karena dia melihat Omio duduk di dekatnya, “kau sudah bangun, sepertinya tidurmu nyenyak sekali ya..??” kata Omio berbicara sedikit ramah kepada Saudari kembarnya, “ada apa kau masuk kekamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?” tanya Omia kepada Omio sambil duduk dan mulai mengusap-usap matanya yang masih sedikit mengantuk, “tidak, aku hanya ingin memberitahumu saja” jawab Omio, kemudian dia mengeluarkan handphonenya dan mulai mengutak-atik handphonenya, “coba kau lihat foto ini” kata Omio sambil menunjukkan foto seorang perempuan yang ada di handphonenya kepada Omia, “siapa ini??” tanya Omia penasaran dengan foto seorang perempuan yang ditunjukkan Omia kepadanya, “dia adalah Hibara Nakumi” jawab Omio, “oh, jadi perempuan ini yang harus diwaspadai?” tanya Omia enteng, “ yap, kau harus bersikap sangat dingin padanya, kalau bisa cuek saja kalau dia ada didekatmu, jangan pernah tersenyum, apalagi bebrbicara padanya, kau mengerti!” jawab Omia sambil menjelaskan apa yang harus Omia lakukan dengan Hibara Nakumi. “well, aku akan melakukannya, tapi jangan marah ya, kalau aku nanti keceplosan” kata Omia sedikit menggoda saudara kembarnya, “apa maksudmu mengatakan hal itu??” tanya Omio sedikit merengutkan dahinya, “tidak kok, aku hanya becanda... hehe...” kata Omia tertawa kecil kepada Omio yang terlihat sedikit agak marah, dan seketika itu juga wajah Omio jadi berubah, yang tadi awalnya terlihat merengut menjadi tersenyum.

#######~~~
 
          Keesokan harinya Omia berada dijalan menuju ke sekolah Omio, “hai Omio!” terdengar suara perempuan yang berada di samping kanan Omia, dan sesegera mungkin  perempuan itu merangkul tangan kanan Omia, dengan terkejut Omia menarik tangannya dan memperhatikan perempuan yang tiba-tiba merangkul tangan kanannya tadi, Omia hanya terdiam dan memperhatikan benar-benar perempuan itu, kemudian Omia mendongakkan kepalanya keatas sambil menghela napas sedikit panjang lalu meninggalkan perempuan tadi sendirian, dan dalam pikiran Omia perempuan itu adalah orang yang selalu mengganggu saudara kembarnya yang tak lain adalah Hibara Nakumi, “hei, Omio kenapa sih kau selalu bersikap dingin padaku??” tanya Nakumi kepada Omia, Omia hanya diam seribu bahasa dan terus berjalan menuju sekolah, ya seperti yang di suruh oleh Omio untuk selalu bersikap dingin kepada gadis yang satu ini. Sampai di dalam kelas Nakumi terus saja mengikuti kemana Omia pergi, ya sebenarnya dia juga merasa terganggu tapi dia harus menahannya, supaya penyamarannya tidak ketahuan oleh Nakumi, dan sekarang kita akan sedikit mengintip keseharian Omio di sekolah Omia, ya sebenarnya sebelum bertukar sekolah Omia bersekolah di sekolah khusus perempuan ya, kalau dikatakan Omio agak sedikit canggung dengan keadaan sekolah Omia yang mana semua muridnya adalah murid perempuan, di setiap sudut sekolah yang dia lihat adalah perempuan, dan lebih parahnya lagi Omio lupa kalau Omia sekolah di sekolah kejuruan dan mengambil jurusan tata busana ya lebih kerennya designer fashion gitu deh, dan sedangkan Omio tidak memiliki bakat dalam menggambar apalagi membuat desain baju, ya setiap kali ada tugas pasti Omia yang mengerjakannya, dan menyuruh Omio untuk mempelajari desain yang dibuat oleh Omia, dan apabila ada tugas menjahit di sekolah tak jarang tangan Omio sering sekali tertusuk jarum jahit, dan berbeda dengan Omio yang bersekolah di sekolah umum, ya Omia merasa sangat santai sekali dan bisa mengerjakan tugas sekolah Omio dengan baik.

 to be continue
wee...  bersambung lagi.. 
Pembaca:kyaknya ni penulis perlu ditabok, masak bikin cerita per part cuman dikit banget... :-{
penulis : hehe..., mian ya.. supaya penasaran gt lho... :P
pembaca: rheshek amat ya ni penulis...
penulis: biarin.. wueekkk.... :P
pembaca : taboookkkk!!!
penulis : ngeles2.... :D

hehe, maklum lagi kambuh gilanya.... :D
enjoy it... :D

No comments:

Post a Comment