well, gak usah lama2 langsung ajha..
cekitdot....
=========================================================================
“aku rasa
kita perlu bertukar kamar juga, karena tidak mungkin kalau aku harus keluar
masuk kamar dan mengambil barang kan?” tanya Omia kepada Omio, “ya, aku setuju,
itu terasa lebih baik” jawab Omio “tapi, akan mengambil buku bacaanku dulu dan
juga baju dalamku, dan kau juga ambil barang-barang yang kau perlukan” kata
Omia kepada Omio sambil menyuruhnya mengemasi barang apa saja yang akan dipakai
dan akan dipindah ke kamar yang baru, “hah, capeknya..” kata Omia mengeluh
kecapekan karena baru saja selesai memindahkan barang-barang yang diperlukan
yang ada dikamarnya ke kamar yang baru ya bisa dibilang dipindah ke kamar Omio,
dan dia mencoba membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur Omio, dan tanpa sadar
Omia tertidur dengan cepat dan tak terasa senjapun telah datang, dan sedikit
demi sedikit Omia terbangun dari tidurnya dan dia agak tersentak kaget karena
dia melihat Omio duduk di dekatnya, “kau sudah bangun, sepertinya tidurmu
nyenyak sekali ya..??” kata Omio berbicara sedikit ramah kepada Saudari
kembarnya, “ada apa kau masuk kekamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?”
tanya Omia kepada Omio sambil duduk dan mulai mengusap-usap matanya yang masih
sedikit mengantuk, “tidak, aku hanya ingin memberitahumu saja” jawab Omio,
kemudian dia mengeluarkan handphonenya dan mulai mengutak-atik handphonenya,
“coba kau lihat foto ini” kata Omio sambil menunjukkan foto seorang perempuan
yang ada di handphonenya kepada Omia, “siapa ini??” tanya Omia penasaran dengan
foto seorang perempuan yang ditunjukkan Omia kepadanya, “dia adalah Hibara
Nakumi” jawab Omio, “oh, jadi perempuan ini yang harus diwaspadai?” tanya Omia
enteng, “ yap, kau harus bersikap sangat dingin padanya, kalau bisa cuek saja
kalau dia ada didekatmu, jangan pernah tersenyum, apalagi bebrbicara padanya,
kau mengerti!” jawab Omia sambil menjelaskan apa yang harus Omia lakukan dengan
Hibara Nakumi. “well, aku akan melakukannya, tapi jangan marah ya, kalau aku
nanti keceplosan” kata Omia sedikit menggoda saudara kembarnya, “apa maksudmu
mengatakan hal itu??” tanya Omio sedikit merengutkan dahinya, “tidak kok, aku
hanya becanda... hehe...” kata Omia tertawa kecil kepada Omio yang terlihat
sedikit agak marah, dan seketika itu juga wajah Omio jadi berubah, yang tadi
awalnya terlihat merengut menjadi tersenyum.
#######~~~
Keesokan harinya Omia berada dijalan
menuju ke sekolah Omio, “hai Omio!” terdengar suara perempuan yang berada di
samping kanan Omia, dan sesegera mungkin
perempuan itu merangkul tangan kanan Omia, dengan terkejut Omia menarik
tangannya dan memperhatikan perempuan yang tiba-tiba merangkul tangan kanannya
tadi, Omia hanya terdiam dan memperhatikan benar-benar perempuan itu, kemudian
Omia mendongakkan kepalanya keatas sambil menghela napas sedikit panjang lalu
meninggalkan perempuan tadi sendirian, dan dalam pikiran Omia perempuan itu
adalah orang yang selalu mengganggu saudara kembarnya yang tak lain adalah
Hibara Nakumi, “hei, Omio kenapa sih kau selalu bersikap dingin padaku??” tanya
Nakumi kepada Omia, Omia hanya diam seribu bahasa dan terus berjalan menuju
sekolah, ya seperti yang di suruh oleh Omio untuk selalu bersikap dingin kepada
gadis yang satu ini. Sampai di dalam kelas Nakumi terus saja mengikuti kemana
Omia pergi, ya sebenarnya dia juga merasa terganggu tapi dia harus menahannya,
supaya penyamarannya tidak ketahuan oleh Nakumi, dan sekarang kita akan sedikit
mengintip keseharian Omio di sekolah Omia, ya sebenarnya sebelum bertukar
sekolah Omia bersekolah di sekolah khusus perempuan ya, kalau dikatakan Omio
agak sedikit canggung dengan keadaan sekolah Omia yang mana semua muridnya
adalah murid perempuan, di setiap sudut sekolah yang dia lihat adalah perempuan,
dan lebih parahnya lagi Omio lupa kalau Omia sekolah di sekolah kejuruan dan
mengambil jurusan tata busana ya lebih kerennya designer fashion gitu deh, dan sedangkan
Omio tidak memiliki bakat dalam menggambar apalagi membuat desain baju, ya
setiap kali ada tugas pasti Omia yang mengerjakannya, dan menyuruh Omio untuk
mempelajari desain yang dibuat oleh Omia, dan apabila ada tugas menjahit di
sekolah tak jarang tangan Omio sering sekali tertusuk jarum jahit, dan berbeda
dengan Omio yang bersekolah di sekolah umum, ya Omia merasa sangat santai sekali
dan bisa mengerjakan tugas sekolah Omio dengan baik.
to be continue
wee... bersambung lagi..
Pembaca:kyaknya ni penulis perlu ditabok, masak bikin cerita per part cuman dikit banget... :-{
penulis : hehe..., mian ya.. supaya penasaran gt lho... :P
pembaca: rheshek amat ya ni penulis...
penulis: biarin.. wueekkk.... :P
pembaca : taboookkkk!!!
penulis : ngeles2.... :D
hehe, maklum lagi kambuh gilanya.... :D
enjoy it... :D
No comments:
Post a Comment